Jakarta, Menteri Keuangan Sri Mulyani ingin mendorong perusahaan tertutup untuk melakukan penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO), sehingga jumlah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) melonjak menjadi 1.000 emiten.
“Saya merindukan Indonesia bisa mencapai 1.000 dalam waktu yang tidak terlalu lama,” ucap Sri Mulyani, Senin (3/12).
Meski begitu, ia cukup mengapresiasi penambahan jumlah emiten baru sepanjang tahun ini yang mencapai 53 perusahaan. Angka itu cukup tinggi dibandingkan dengan dua tahun terakhir yang per tahunnya tidak sampai 50 emiten baru.
“Tahun ini untuk pertama kalinya Indonesia punya perusahaan tercatat lebih dari 50 dalam satu tahun, tapi menurut saya 600 perusahaan tercatat saja di Indonesia itu masih terlalu kecil,” tutur Sri Mulyani.
Mengutip data BEI, dua perusahaan yang menjadi penghuni baru Bursa Efek sepanjang pekan lalu, di antaranya PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk (DIVA) dan PT Sentral Mitra Informatika Tbk (LUCK).
Terkait cita-cita Sri Mulyani mendorong penambahan emiten menjadi 1.000, ia mengaku akan mengevaluasi sejumlah kebijakan pemerintah, salah satunya terkait insentif untuk perusahaan tercatat yang tercatat di BEI. Kebijakan yang dievaluasi berkaitan dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 81 Tahun 2007 tentang Penurunan Tarif Pajak Penghasilan (PPh) Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbuka.
Pemerintah akan merevisi peraturan tersebut supaya jumlah emiten baru terus bertambah. Secara terpisah, Direktur Utama BEI Inarno Djajadi memprediksi penambahan jumlah emiten menjadi 1.000 berpotensi baru terjadi pada dua atau tiga tahun mendatang. Khusus tahun ini saja, masih ada 10 perusahaan yang akan melakukan IPO pada bulan ini.
“Rasanya kalau 1.000 emiten ya kami akan berusaha semaksimal mungkin, kami sekarang sudah ada 53, total sudah 615 emiten,” terang Inarno.
Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menyebut 45 perusahaan sudah masuk daftar pipeline untuk melantai di BEI tahun depan. Jumlah itu terbilang lebih dari target BEI yang hanya 35 emiten baru sepanjang 2019.
“Dari yang kami tanyakan ada 45 perusahaan, tapi kan belum semua underwriter (penjamin emisi) kami tanya,” pungkas Nyoman.
Sumber: cnnindonesia.com
Leave a Reply