JAKARTA – Pemerintah tengah mempersiapkan regulasi terbaru terkait Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) guna memudahkan investor memperoleh lahan untuk relokasi industri mereka ke Indonesia sebagai imbas dari berlarutnya perang dagang antara Amerika Serikat dengan China.
Pasalnya, saat ini persaingan Indonesia dengan negara lain dalam rangka menangkap peluang untuk menarik limpahan potensi relokasi sejumlah industri dari China tersebut cukup ketat, terutama dari Vietnam.
Menteri Koordinator Bidang Perkonomian Darmin Nasution mengatakan bahwa saat ini banyak negara memantau dan menunggu kelanjutan dari perang dagang yang saat ini terjadi antara Amerika Serikat dengan China, apakah bakal semakin mereda atau justru makin menguat.
“Kalau mereda mungkin relokasi investasi dari China tidak akan banyak. Namun, kalau makin kuat, relokasi investasi dari sana akan makin deras. Dan kita berkepentingan untuk itu agar mereka masuk sini,” ujarnya, akhir pekan ini.
Namun demikian, lanjut Darmin, upaya menggaet masuknya investasi tersebut saat ini bukanlah hal yang mudah. Apalagi sejumlah negara di sekitar Indonesia juga dinilai memiliki peluang yang sama besar, bahkan di antaranya justru memiliki keunggulan dibandingkan dengan Indonesia, seperti Vietnam.
“Peluang kita dengan negara lain, beberapa berimbang. Namun, dengan Vietnam dia lebih unggul karena urusan tanah lebih murah di sana. Oleh karena itu, kita sedang merumuskan lagi regulasi KEK,” tegasnya
Darmin menerangkan bahwa regulasi terbaru berkaitan KEK tersebut menyangkut kemudahan investor agar semakin mudah dalam memperoleh lahan untuk kebutuhan relokasi tersebut.
“Kita tadinya kan kalau industri itu ke luar Jawa, kalau jasa boleh di Jawa. Nah, kita ubah itu sejak beberapa bulan lalu, yakni industri juga boleh di Jawa tetapi yang value added-nya lebih tinggi. Biar yang hilirisasi itu di luar Jawa,” ujarnya.
Darmin mencontohkan seperti KEK Sei Mangkei. “Seperti di Sei Mangkei itu adalah untuk pengelolaan crude plam oil [CPO], karet dan segala macam. Kalau yang di Jawa mungkin bukan pengolahan sumber daya alam itu, tetapi sebagai dari tax holiday itulah,” terangnya.
Adapun Sesmenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso menegaskan bahwa pemerintah sangat menginginkan dampak dari perang dagang saat ini sangat positif buat Indonesia.
“Kita juga memikirkan efek trade war. Kita ingin, trade war ini ada dampak positif, kita sebut second round effect. Kalau industri di China tidak bisa mengekspor ke AS, mereka pasti memikirkan untuk memindahkan industrinya atau investasinya ke negara lain, atau relokasi industrinya,” jelasnya, Kamis (29/11).
Sumber: finansial.bisnis.com
Leave a Reply