Sri Mulyani Klaim Penerimaan Pajak Berbalik Positif Bulan Maret

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut penerimaan pajak berbalik positif pada bulan Maret 2025. Meskipun ia mengakui penerimaan pajak di dua bulan awal 2025 mengalami penurunan.

Menurut Bendahara Negara, dari yang semula minus 13% di bulan Januari, angka penerimaan pajak terus membaik di bulan Februari hingga hanya minus 4%. Lalu kondisinya berbalik di bulan Maret menjadi positif 9,1%.

“Kalau kita lihat pada bulan Maret penerimaan pajak bruto kita sudah turnaround, yang tadinya growth-nya minus 13 bulan Januari, Februari minus 4, ini sekarang sudah positif 9,1% Turning around itu kelihatan sudah mulai baik,” ujarnya dalam Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia, disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (8/4/2025).

Pada kesempatan itu Sri Mulyani menjelaskan alasan Kementerian Keuangan sempat menunda konferensi pers APBN KiTa bulan Februari 2025. Menurutnya hal itu disebabkan karena data yang masih dinamis, terlebih karena adanya penerapan Coretax dan penerapan Tarif Efektif Rata-rata (TER) dalam penghitungan pajak.

“Kenapa kami kemarin menunda melakukan press conference? Karena memang datanya masih sangat liquid, masih dinamis. Karena adanya Coretex, di sisi lain adanya penerapan TER dan juga adanya beberapa perusahaan wajib pajak besar yang melakukan restitusi itu one-off. Sehingga tidak ingin menciptakan kepanikan market,” bebernya.

Ia juga menyinggung pemberitaan yang menyoroti kinerja APBN yang dinilai tidak prudent. Namun Bendahara Negara membantah hal itu dan menyebut APBN sudah menyiapkan ruang untuk berbagai program Presiden Prabowo Subianto.

“Karena dalam sebulan terakhir ini dibuat headline untuk membuat seolah-olah APBN tidak sustainable, APBN tidak prudent dan ini akan menjadi berantakan. Tidak. Presiden memang punya banyak program tapi itu semuanya didesain dalam APBN yang tetap prudent dan sustainable,” tutupnya.

Sumber : detik.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only