PPN Akan Naik Jadi 12%, Belanja Masyarakat untuk Barang Mewah Menurun

PT Bank Central Asia Tbk menyebut, banyak masyarakat khususnya masyarakat Jakarta yang cenderung mencari opsi belanja lebih murah atau terjangkau akibat pertumbuhan gaji yang terbatas serta kekhawatiran akan kebijakan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) 12% untuk barang mewah.

Data tersebut diketahui dari Big Data BCA yang diambil lebih dari 32,5 juta nasabah BCA dan mencakup pola belanja di berbagai mall di Jakarta.

Menurut Kepala Ekonom BCA David Sumual, terlihat ada perbedaan pola belanja yang signifikan antara mall-mall dengan kelas atau tier yang berbeda.

David menyebut, untuk mall tier 1, seperti Plaza Senayan, Pacific Place dan Grand Indonesia, terlihat penurunan belanja terutama untuk barang-barang mewah.

Penurunan ini terjadi karena banyak masyarakat khawatir terkait kabar mengenai kebijakan tarif PPN 12% yang hanya menyasar barang mewah.

“Ini mungkin kekhawatiran sempat disuarakan waktu itu PPN katanya hanya naik untuk barang lux. Mereka cukup khawatir, tapi ternyata yang keluarkan kan untuk kendaraan yang lebih dari 500 cc, seperti motor besar, mobil dan seterusnya. Jadi harapannya gak mempengaruhi mereka,” ujar David dalam acara Jakarta Economic Forum: Outlook 2025, Selasa (10/12).

Sebaliknya, mall-mal di tier 2, seperti Pondok Indah Mall (PIM) dan Neo Soho justru menunjukkan peningkatkan belanja. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran preferensi belanja masyarakat yang lebih memilih tempat belanja dengan harga yang lebih terjangkau.

“Jadi yang barang-barang lux kalau kita lihat di Plaza Indonesia atau Pacific Place, ini banyak barang-barang branded, kita lihat penjualannya menurun. Nah saya cek juga ke merchant-merchantnya yang terkait dengan barang-barang lux ini juga kecenderungannya menurun,” katanya.

David juga menyebutkan bahwa kondisi serupa terjadi di mall tier 3, seperti Block M Square dan Mangga 2, di mana belanja masyarakat cenderung turun.

“Jadi yang tier 3 itu bisa naik ke tier 2. Mungkin juga kita lihatkan bansos itu agak terlambat datangnya. Dan juga likuiditas kelas bawah itu juga bermasalah,” imbuh David.

Sumber : Kontan.co.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only