Pergerakan Pasar Saham Dipengaruhi Stimulus Dunia dan Tudingan AS

JAKARTA, Investor.id – Amerika Serikat (AS) sedang menyiapkan Rencana Undang-Undang (RUU) untuk menuntut Tiongkok atas penyebaran virus Corona hingga mengakibatkan lebih dari 38 ribu rakyat AS terinfeksi.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menuding bahwa Tiongkok secara sengaja menyebarkan virus Corona. Tudingan tersebut adalah lanjutan dari rumor yang sebelumnya telah beredar bahwa virus Corona merupakan zat yang sengaja dilepas dari laboratorium biologi yang berada di Provinsi Hubei.

Pergerakan indeks juga akan dipengaruhi kebijakan Menteri Keuangan Amerika Serikat Steven Mnuchin bersama dengan jajaran pemerintah lainnya terkait program Perlindungan Paycheck untuk bisnis kecil. Apabila disetujui kongres AS, dana yang dikeluarkan bisa mencapai US$ 349 miliar. Program tersebut diberikan menyusul pelemahan ekonomi akibat penyebaran wabah Corvid-19.

Program tersebut menjadi stimulus yang kesekian kalinya diluncurkan pemerintah AS akibat wabah Covid-19. Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengatakan sejauh ini lebih dari 1,6 juta pinjaman telah disetujui untuk membantu perusahaan agar dapat menjaga para karyawannya agar tetap menerima pembayaran dan lebih dari 22 juta orang masyarakat AS.

Sedangkan dari benua Asia, bank sentral Filipina kembali memangkas tingkat suku bunganya sebesar 50 bps menjadi 2,75%. Hal itu sebagai salah satu usaha untuk menjaga perekonomian agar tetap bertahan melewati wabah virus corona, hal itu juga berbarengan dengan pemangkasan tingkat suku bunga pinjaman dan deposito sebanyak 50bps.

Bank Sentral India menyatakan akan memangkas tingkat suku bunga mereka dan meluncurkan pelonggaran tambahan untuk menjaga tingkat likuiditas dalam sistem keuangan yang lebih luas disamping sistem perbankan yang sudah ada. Hal ini membuat likuiditas dapat menopang lembaga keuangan dan perusahaan berskala kecil dan menengah.

Bank sentral India juga memberikan tambahan INR 500 miliar yang digunakan untuk operasi jangka panjang dengan target yaitu lembaga keuamgan mikro, dengan rincian INR 150 miliar untuk sektornpertanianz INR 150 miliar kepada sektor inrustr kecil, lalu INR 100 miliar untuk sektor perumahan.

Begitu juga dengan Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani menyebutkan potensi penurunan pada pendapatan pajak sudah mulai terlihat pada kuartal I 2020, lantaran hingga bulan Maret 2020, pajak penghasilan orang pribadi atau PPh OP turun 52% (YoY).

“Kondisi ini disebabkan oleh pergeseran deadline Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) sampai akhir April. Pergeseran batas penyampaian SPT dipicu oleh pandemi virus corona yang melanda Tanah Air, Meskipun begitu Sri Mulyani optimis pada akhir April nanti, terjadi pertumbuhan pendapatan pajak,” jelasnya dalam keterangan resmi, Senin (20/4).

Berbagai berita tersebut, ungkap Pilarmas Sekuritas, membuat semua negara sedang fokus untuk menjaga pertumbuhan ekonomi agar tetap stabil dengan mempercepat stimulus-stimulus.

Sumber : Investor.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only