JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatatkan arus modal asing masuk atau capital inflow dari pembelian Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp1,9 triliun dalam sepekan ini. Angka tersebut menambah jumlah capital in flow sejak awal tahun hingga per 2 November 2018 menjadi sekitar Rp28,9 triliun.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan, masuknya dana asing itu sebagai respons pasar terhadap kebijakan kenaikan suku bunga acuan BI sepanjang 2018. Sehingga mendorong terjadinya penguatan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS).
“Jadi stabilitas nilai tukar Rupiah itu merespons confidence pasar terhadap langkah-langkah kebijakan yang secara koordinatif dilakukan BI dan pemerintah,” katanya di Gedung BI, Jakarta, Jumat (2/11/2018).
Koordinasi kebijakan tersebut, kata Perry, baik dalam kebijakan moneter, fiskal, hingga langkah-langkah dalam menurunkan defisit transaksi berjalan. Diantaranya implementasi penggunaan B20 hingga menaikkan tarif pajak impor atau PPh pasal 22 pada 1.147 barang konsumsi.
Meski diakuinya, transaksi berjalan akan kembali defisit pada kuartal III 2018, bahkan lebih tinggi dari kuartal II 2018 yang sebesar USD8 miliar atau 3% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
“Tentu saja ini karena ada pengaruh bulan Juli dan Agustus (defisit). Tetapi secara PDB, BI melihat hitungannya di kuartal III itu kurang dari 3,5%,” jelas dia.
Adapun secara keseluruhan tahun, kata Perry, diperkirakan defisit transaksi berjalan akan berada di bawah 3% dari PDB. Hal ini didorong berbagai kebijakan BI dan pemerintah dalam menekan defisit, yang juga akan terasa hingga 2019 di mana defisit diperkirakan 2,5% terhadap PDB.
“Sehingga ini secara fundamental adalah memperkuat stabilitas ekonomi kita termasuk juga stabilitas Rupiah,” pungkasnya.
Sumber : okezone.com
Leave a Reply