Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan tak akan membiarkan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) terus-terusan mengalami tekanan.
Berbicara di sela-sela konferensi pers APBN 2019, bendahara negara akan terus berupaya mengendalikan defisit transaksi berjalan melalui berbagai bauran kebijakan.
“Terutama dari sisi impor, agar pertumbuhan impor tidak meningkat drastis,” kata Sri Mulyani di kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak, Rabu (31/10/2018).
Sri Mulyani cukup optimis, geliat impor di sisa tahun ini bakal mereda seiring dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang melemah. Hal ini diyakini memicu penurunan impor.
“Karena impor makin mahal, jadi dengan sendirinya akan koreksi. Dan ada PPh impor itu untuk kurangi minat impor, B20, TKDN yang akan ditingkatkan,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara tak memungkiri, bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar AS saat ini sudah undervalued.
“Tetapi, ini jadi disinsentif untuk impor. Harusnya ini insentif untuk menaikkan ekspor. Seluruh gerakan ini kemudian akan menjadi nilai kurs yang menuju equilibriumnya,” kata Suahasil.
Sebagai informasi, defisit transaksi berjalan pada kuartal III-2018 diperkirakan akan kembali tekor. Bahkan, tak menutup kemungkinan defisit transaksi berjalan periode tersebut berada di atas 3% dari produk domestik bruto (PDB).
Sumber : cnbcindonesia.com
Leave a Reply